Senin, 09 November 2009

Nonton Film Porno

Menonton film porno bagi seorang remaja muslim seperti kamu akan melahirkan sebuah tanda Tanya besar, mengapa?? Hayo kenapa??
Pertama, para pemain film porno itu tentu sedang melakukan zina saat beradegan di dalam film itu. Sebab bisa dipastikan bahwa mereka bukan pasangan yang sah. Lagi pula, bisa dipastikan tidak ada tipuan kamera atau pun trik lainnya. Jadi, saat kamu sebagai remaja muslim baik-baik menontonnya, pada hakikatnya kamu sedang melihat orang berzina sekaligus melihat aurat orang lain. Bukan hanya menonton, tapi menikmatinya juga ! Nah, lho ! Bahkan mengambil ilham dari apa yang mereka lakukan. STOP !!! Plizz. …. Jangan ya !!!
Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada orang yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’.” (QS. An-Nur:30)
Kamu lihat ayat di atas, perintah menahan pandangan disebutkan terlebih dahulu sebelum perintah memelihara kemaluan. Mengapa? Menurut Syekh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, agaknya karena menahan pandangan merupakan cara dasar untuk memelihara kemaluan, maka Allah menyebutkan perintah menahan pandangan itu paling awal. Rosulullah SAW bersabda. “Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri keturunan anak adam bagiannya dari zina. Dia mengetahui yang demikian itu tanpa bisa dipungkiri. Mata itu bisa berzina dan zinanya adalah pandangan. Lidah itu bisa berzina, dan zinanya adalah perkataan. Kaki itu bisa berzina, dan zinanya adalah ayunan langkah. Tangan itu bisa zina, dan zinanya adalah tangkapan keras. Hati itu bisa berkeinginan dan berangan-angan. Sedangkan kemaluan membenarkan yang demikian itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari Musim)
Kedua, waktu kamu punya koleksi film porno, pasti kamu akan merahasiakannya. Sebab pasti kamu akan merasa malu kalau ketahuan orang lain, terutama orang tua, kakak atau adik dan orang lain. Hay, ngaku, deh ! Mengapa kamu merasa malu memilikinya dan takut ketahuan orang lain? Karena sebenarnya dalam hati nurani kamu sudah ada jawabannya, yaitu barang itu sebenarnya barang yang tidak terpuji!!! Ya, toh?? Pemiliknya biasanya juga bukan orang baik-baik , apalagi penjualnya. Dan waktu seseorang ingin membelinya, dia pasti akan merasa kurang aman dan harus tengok sana-sini Karena takut ketahuan orang lain dan dipermalukan. Nah, rasa malu itu sudah semestinya menjadi salah satu tolok ukur bahwa benda itu bukanlah barang yang baik dan terpuji.
Dari Nawas bin Sam’an r.a. Nabi SAW bersabda, “Kebajikan itu adalah budi pekerti yang baik, dan dosa itu adalah segala sesuatu yang menggelisahkan perasaanmu dan engkau tidak suka bila dilihat orang lain.” (HR. Muslim)
Ketiga, dengan membeli film itu sebenarnya juga sudah ikut menyukseskan film dan pembuatnya. Uang yang dibelikan untuk film itu akan memperbesar industry film cabul termasuk para pengedar dan pembajaknya. Dan sadarlah, sobat, bahwa sebagian besar pembuat film porno itu adalah orang-orang non-muslim yang bermaksud menghancurkan akidah umat islam. Dengan kata lain, mereka adalah musuh-musuh islam yang tak pernah berhenti beroprasi !
Keempat, gairah seksual seharusnya ditimbulkan, bukan ditumbuhkan dari menonton orang lain berzina. Tumbuhkanlah dari keharmonisan pasangan suami-istri itu sendiri karena hubungan seks dalam ajaran islam sangat suci. Kelak kamu bakal ngerasain, kok! Dalam surat Yasin, ketika Allah menjelaskan keberpasangan makhluk-Nya, dimulai-Nya penjelasan itu dengan kalimat “Mahasuci”, “Mahasuci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan seluruhnya, dari jenis yang tumbuh di bumi, dari jenis mereka (manusia) maupun dari makhluk-makhluk yang mereka tidak ketahui.” (QS. Yasin : 36). Rosulullah SAW juga menjelaskan bahwa hubungan suami-istri merupakan ibadah, dan mereka memeroleh ganjaran dari Allah SWT bila melakukannya sesuai petunjuk agama.
Kelima, kalaupun dibutuhkan pendidikan seks, maka untuk mempelajarinya harus disampaikan dengan cara yang sopan, ilmiah, dan tidak vulgar sehingga contoh praktiknya tidak harus dengan meniru adegan dalam film porno tersebut.
Sobat-sobat, kamu harus paham, ya! Jagalah matamu dari pandangan yang tidak baik. Demikian,wallahua’lam.

Bertaubat dari zina

Zina adalah perbuatan yang sangat keji. Jangankan melakukannya, mendekatinya pun sudah dilarang (QS. Al-Isra’). Tetapi, seseorang yang pernah malakukan zina masih terbuka peluang untuk di ampuni dosanya jika ia bertobat. “Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS . Az-zumar:53)
Kata “taubat” diambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf ta’, wauw, dan ba’. Maknanya hanya satu, yaitu “kembali”. Kata ini mengandung makna bahwa yang kembali pernah berada pada satu posisi baik tempat maupun kedudukan, kemudian meninggalkan posisi itu, selanjutnya dengan “kembali” ia menuju kepada posisi semula.
Syarat kita untuk bertaubat ada tiga. Pertama, menyesal atas terjadinya perbuatan buruk. Kedua, melepaskan diri dengan seketika dari perbuatan buruk. Ketiga, keinginan kuat untuk tidak mengulang lagi.
Kamu benar bahwa amal-amal shalih dapat menghapus dosa-dosa kita. Dan perlu di garis bawahi bahwa penghapusan dosa atau pengampunan Allah tidak hanya diperoleh melalui tobat yang memenuhi syarat, tapi tidak ada yang melalui amal-amal shalih. Bahkan dapat saja tanpa taubat dan amal shalih, tetapi semata-mata atas dasar kebijaksanaan dan hak preriogratif-Nya. Karena itu Nabi SAW bersabda, “Susulkan dosa dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu menghapusnya.” (HR. Tirmidzi, melalui Mu’adz bin Jabal)
Selain itu, di anjurkan juga untuk memperbanyak usapan isithgfar kepad Allah. Karena jangankan manusia biasa. Rosulullah SAW pun bisa beristighfar seratus kali setiap hari (HR. Muslim). Permohonan taubat adalah dengan menyadari kesalahan yang telah dilakukan, bertekad untuk tidak mengulanginya, serta memohon ampunan-Nya. So, apalagi yang harus kamu lakukan??!! Bertaubatlah!!! Demikian, wallahua’lam.

Manusia terdiri dari tiga golongan

-->
Ayyub ibnul Qoryah berkata, “Manusia terdiri dari tiga golongan, yakni orang yang berakal, yang dungu, dan yang durhaka (perusak).”
Yang berakal menjadikan agam sebagai syari’atnya, sabar dan tenang adalah tabiatnya. Pandangan dan pikiran sehat menjadi pedomannya.
Orang yang berakal, apabila ia ditanya maka akan menjawab dengan baik, kalau berbicara selalu tepat dan benar. Kalau mendengarkan uarian ilmu maka ditekuninya. Dan kalau bercerita, ia mengambil dari sumber riwayat.
Adapun orang yang dungu, kalau berbicara mengecewakan orang, kalau bercerita menakut-nakuti dan kalau mengemukakan pendapat maka pendapatnya tidak berbobot.
Sedangkan orang yang durhaka (fajir), apabila kamu amati dia berkhianat. Bila kamu ajak bicara maka dia mmemburuk-burukkanmu, kalau kamu menolongnya dia tidak memelihara kebaikanmu dan tidak mampu menyimpan rahasiamu. Kalau kamu belajar ia tidak mau mengambil pelajaran dan hikmahnya. Kalau berbicara dia tidak mau mengerti dan kalau dibimbing agama dia tidak mau memahaminya.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by EiAk - Journalism World | EiAk Corporation