Rabu, 24 Juli 2013

Rapat Konsiliasi Syiah-Sunni Bersama Para Alim Ulama | Rektor IAIN Sebagai Ketua Konsiliasi Penyelesaian Permasalahan Syi'ah-Sunni | 8 Poin Kesepakatan Para Tokoh Alim Ulama Bassra


Suasana Rapat Pertemuan Konsiliasi Syiah-Sunni.
Setelah pemerintah menunjuk Rektor IAIN sebagai ketua konsiliasi warga syiah-sampang seminggu yang lalu (15/7), pihak IAIN segera melakukan reaksi yang cepat. Malam ini (23/7), IAIN menggelar Rapat Konsiliasi dengan dihadiri Kemenpera, Kapolda Jatim, Gubernur Jatim, Sekda Jatim, MUI, Bassra, serta ormas-ormas lainnya di Aula Rapat Gedung Rektorat IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Rapat yang digelar sekitar 2 jam itu dari jam 20.30 sampai 22.30 itu membahas tentang kesepakatan Para tokoh Badan Silaturahmi Ulama se-Madura (Bassra) sehingga tercipta konsiliasi penyelesaian kasus sampang. Ketua Konsiliasi Prof. Abd. A’la membuka acara tersebut dan bertindak sebagai penengah dalam pertemuan kali ini.

Setelah pembukaan dari pak rektor, Gubernur Jatim Soekarwo memberikan sambutan. “Permasalahan sampang sudah diputus oleh peradilan karena sudah jelas pakta hukum penodaan agama oleh Mahkamah Agung”, ujarnya.

Beliau juga sangat mendukung program pemerintah yakni pembangunan seluruh Madura, khususnya di dua desa yang bentrok tersebut. “Saya sangat mendukung program pembangunan presiden untuk membangun sampang, meskipun belum banyak bagi mereka”, tuturnya sambil tersenyum di sela-sela pembicaraan.

Menanggapi persoalan pembangunan tersebut, Kemenpera Djan Faridz menegaskan, “Kami memfokuskan pembangunan di dua desa konflik tersebut agar supaya cepat terlaksana, kami juga ingin pondok pesantren ikut terlibat membina mereka terus-menerus supaya kembali ke jalan yang benar”.

Namun, para ulama seharusnya bisa mengarahkan mereka (syi’ah) ke jalan yang benar supaya bisa berkumpul lagi dengan warga sekitar (sampang). Dengan ini bapak presiden tidak akan terpojok lagi mendapat sorotan dari berbagai negara karena belum menemukan titik pojok permasalahannya, tambahnya.

Menegaskan tentang pertemuan ini Rektor IAIN bertutur kepada para kyai bassra bahwasannya pertemuan ini bertujuan ingin menjelaskan bahwa pemerintah terus berproses menyelesaikan permasalahan sampang ini yakni, sunni dan syiah. Selain itu, IAIN berusaha menangkap apa yang dikatakan pak menteri dan gubernur dari pak presiden supaya menjadi titik tengah dan membantu permasalahan ini terselesaikan.

Dari pertemuan tersebut juga dihadiri Kapolda Jatim, Irjen Pol Hadiatmoko berharap bahwa untuk mencari titik temu permasalahan ini harus dengan menurunkan tingkat emosi, egois, seperti itulah sambil bersikap tegas dihadapan para hadirin. “Pihak kepolisian akan mengamankan proses yang dilangsungkan oleh pemerintah supaya aman dan tertib”, tambahnya.
Suasana Alim Ulama Bassra.
Sebelumnya pihak IAIN sudah melakukan pertemuan tertutup dengan tokoh bassra di madura beberapa hari lalu (20/7). Dengan pertemuan tersebut dipaparkan dalam pertemuan kali ini bahwa kesepakatan Para Ulama di Madura menitik beratkan pada 8 poin. Berikut beberapa poin diantaranya : (1) Kasus syi’ah harus diputuskan oleh peradilan karena kita negara hukum, (2) Kami senang pemerintah terus mendukung permasalahan ini agar cepat terselesaikan, (3) Para pengikut Tanjung Muluk harus disterilkan dari penolakan putusan Mahkamah Agung, (4) Pengembalian pengungsi yang bertaubat harus berikrar dengan dihadiri khalayak umum dan ulama serta media, (5) Dicegahnya kader mereka ke pesantren maupun luar negeri dan mengembalikan kader mereka baik diluar maupun dalam negeri ke tempat asal dengan syarat rehabilitasi.

Dengan begini para warga syi’ah yang sekarang tinggal di Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo mungkin bisa lega karena ini merupakan ‘lampu hijau’ yang diberikan pemerintah maupun ulama setempat. Asal, warga syi’ah bisa menuruti apa yang telah disepakati antara ulama serta pemerintah.

Zahed Yahya, selaku ormas KAMMI menyampaikan tanggapannya di tengah-tengah perbincangan, “Permasalahan sampang sebaiknya ada 2 golongan yang harusnya saling mengerti, karena jika hanya prinsip aqidah masing-masing itu tidak akan terselesaikan”, terangnya.

Menurut Sekjen Ikatan Jamaah Ahlul Bayt Indonesia (IJABI) Jatim, Ahmad Hidayat dalam pertemuan tadi malam tersebut sangat mengapresiasi pertemuan ini, dan mendukung program pemerintah supaya terjadi rekonsiliasi demi kepentingan bangsa dan beragama. Dengan mengambil poin-poin pokok permasalahan diantaranya : (1) mengembalikan pengungsi dengan cara berdialog dengan para alim ulama, (2) setelah dipenuhi dengan jaminan yang telah disepakati, kami siap berpartisipasi untuk mengadakan silaturahmi dengan para alim ulama.

Diakhir acara Para Alim Ulama Bassra sempat menyampaikan dan berharap kepada media massa agar tidak memanas-manasi kasus ini lagi, dan segera dihentikan, dan pihak pemerintah harus tegas menindak lanjuti karena ini sangat menganggu proses penyelesaian masalah ini.
Suasana Rombongan Menteri, Pejabat Daerah, Serta Alim Ulama Bassra.
Usai diwawancarai wartawan, rombongan menteri, pejabat daerah, serta alim ulama segera meninggalkan Gedung Rektorat IAIN Sunan Ampel Surabaya. (ihya)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by EiAk - Journalism World | EiAk Corporation